Korosi Pitting merupakan bentuk korosi lokal yang biasanya terjadi pada permukaan logam, membentuk lubang atau cekungan kecil dan dalam. Tidak seperti korosi seragam, korosi pitting hanya terjadi di area tertentu pada permukaan logam, yang menyebabkan korosi semakin dalam di area lokal tersebut, sementara area lain mungkin tidak menunjukkan kerusakan yang terlihat.

Korosi pitting berbahaya karena terkonsentrasi di area tertentu pada permukaan logam, dan kedalaman korosi dapat meningkat dengan cepat, yang pada akhirnya menyebabkan perforasi logam. Lebih jauh lagi, korosi pitting sering kali sulit dideteksi melalui inspeksi visual standar, yang berarti korosi ini dapat luput dari perhatian hingga masalahnya menjadi parah, yang berpotensi membahayakan integritas dan keamanan struktur.
Material apa saja yang rentan terhadap Korosi Pitting?
Baja tahan karat: Terutama baja tahan karat 304 dan 316, yang rentan terhadap korosi sumuran di lingkungan klorida.

Paduan Aluminium: Hal ini juga dapat mengalami korosi sumuran di lingkungan asam yang kuat atau setelah kerusakan mekanis.
Paduan Titanium dan Paduan Nikel: Meskipun bahan-bahan ini memiliki ketahanan korosi yang baik, korosi sumuran dapat terjadi pada kondisi tertentu, seperti pada lingkungan klorida yang sangat terkonsentrasi.
Lingkungan manakah yang rentan menyebabkan Korosi Pitting?
Korosi pitting paling sering terjadi pada lingkungan berikut:
Lingkungan Klorida: Misalnya, air laut, air asin, atau larutan klorida. Ion klorida merupakan penyebab utama korosi sumuran.
Lingkungan Asam: Logam lebih mungkin mengalami korosi pitting di lingkungan pH rendah, khususnya beberapa jenis baja tahan karat.
Lingkungan Suhu Tinggi: Dalam kondisi suhu tinggi, lapisan oksida pelindung pada permukaan logam dapat rusak, sehingga meningkatkan risiko timbulnya korosi.
Bagaimana cara mendeteksi Korosi Pitting?
Karena korosi sumuran seringkali sulit dideteksi melalui inspeksi visual, metode berikut biasanya digunakan:
Pengujian Ultrasonik: Digunakan untuk mendeteksi area korosi di bawah permukaan logam.
Pengujian Elektrokimia: Mengukur arus dan potensi untuk mendeteksi korosi pada permukaan logam.
Pemeriksaan Sinar X: Dapat digunakan untuk memeriksa korosi yang dalam dalam struktur.
Bagaimana mencegah Korosi Pitting?
Langkah-langkah utama untuk mencegah korosi pitting meliputi:
Pilih Material yang Tahan terhadap Korosi Klorida: Misalnya, baja tahan karat super dupleks (2205), Hastelloy, Inconel, dll.
Pasivasi Permukaan: Pasivasi baja tahan karat dan material lainnya dapat meningkatkan stabilitas lapisan oksida pelindung dan mengurangi kemungkinan timbulnya karat.
Perlindungan Pelapisan: Menggunakan pelapis anti-korosi seperti poliuretan, pelapis epoksi, atau pelapis metalik dapat secara efektif mengisolasi permukaan logam dari zat korosif.
Pemeriksaan dan Pemeliharaan Rutin: Periksa permukaan peralatan secara teratur, terutama di lingkungan yang diketahui korosif, untuk memastikan tidak ada masalah potensial berupa korosi.
Apa saja metode perbaikan untuk Pitting Corrosion?
Jika korosi terjadi, perbaikan biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
Hapus Area yang Terkorosi: Gunakan metode mekanis atau kimia untuk menghilangkan bagian yang terkorosi.
Pasivasi ulang: Setelah menghilangkan korosi, pasifkan permukaan logam untuk mengembalikan ketahanannya terhadap korosi.
Gunakan Pengelasan atau Pengisian untuk Perbaikan: Dalam beberapa kasus, pengelasan atau material pengisi dapat digunakan untuk memperbaiki area yang rusak.
Ganti Komponen yang Rusak: Untuk struktur yang rusak parah, mungkin perlu mengganti seluruh komponen.


