Apa itu Korosi?
Korosi mengacu pada reaksi kimia atau elektrokimia suatu bahan, terutama logam, dengan faktor lingkungan (seperti air, oksigen, asam, alkali, garam, dll.), yang menyebabkan degradasi atau kerusakan pada permukaan atau struktur internal bahan.
Bentuk korosi yang paling umum adalah oksidasi, seperti karat pada besi, di mana besi bereaksi dengan oksigen membentuk oksida besi.
Korosi secara signifikan mengurangi kekuatan dan ketahanan material, yang menyebabkan kegagalan peralatan, peningkatan biaya perawatan dan penggantian, penurunan efisiensi produksi, dan risiko keselamatan. Selain itu, korosi dapat menyebabkan kebocoran, ledakan, dan insiden keselamatan lainnya, yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan masa pakai peralatan yang lebih pendek, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi.
Korosi tidak hanya memengaruhi kinerja dan penampilan peralatan tetapi juga dapat menimbulkan risiko serius terhadap keselamatan personel, lingkungan, dan pengembangan bisnis jangka panjang.
Korosi dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai jenis berdasarkan mekanisme pembentukannya, kondisi lingkungan, dan dampaknya terhadap material. Jenis-jenis korosi yang umum meliputi:
Korosi Seragam
Bentuk korosi yang paling umum, terjadi secara merata di seluruh permukaan logam, secara bertahap mengurangi ketebalan logam. Biasanya terjadi di lingkungan yang terpapar media korosif seperti asam, alkali, atau air.
Pencegahan: Gunakan bahan yang tahan korosi (misalnya, baja tahan karat, paduan aluminium), lakukan pembersihan dan perawatan rutin, dan hindari paparan media korosif dalam waktu lama.
Perawatan Permukaan: Terapkan lapisan pelindung atau gunakan perlindungan katodik.

Korosi Terlokalisasi
Korosi terkonsentrasi di area tertentu pada permukaan logam, membentuk lubang, retakan, atau alur. Contohnya meliputi:
Korosi Pitting:
Korosi membentuk lubang atau rongga kecil, umumnya terjadi pada media korosif seperti klorida.
Korosi Celah:
Terjadi di area dengan celah kecil pada permukaan logam, seperti sambungan dan lubang baut.
Korosi Alur:
Biasanya terjadi di area dengan aliran cairan yang tidak merata, membentuk zona korosi lokal.
Pencegahan: Hindari retakan atau celah pada permukaan logam dan lakukan pemeriksaan dan pembersihan secara teratur.
Pencegahan Kebocoran: Gunakan logam paduan dengan daya tahan tinggi terhadap pengelupasan, seperti baja tahan karat paduan tinggi; aplikasikan pelapis atau perlindungan eksternal.
Pencegahan Korosi Celah: Pertahankan desain sambungan yang baik dan hindari kelembaban atau akumulasi air di celah-celah.


Retak Korosi Tegangan (SCC)
Korosi dan tekanan eksternal atau internal bekerja sama, menyebabkan keretakan pada logam. Hal ini umum terjadi pada baja berkekuatan tinggi dan baja tahan karat, terutama di lingkungan korosif seperti klorida.
Pencegahan: Hindari konsentrasi tegangan, terutama pada baja berkekuatan tinggi dan baja tahan karat. Gunakan material yang sesuai (misalnya, baja tahan karat rendah karbon) dan kendalikan sifat korosif lingkungan.
Mengurangi Stres: Cegah tekanan eksternal dan internal yang berlebihan dan lakukan pemeriksaan serta pemeliharaan secara berkala.

Kerapuhan Hidrogen
Atom hidrogen menyusup ke dalam logam, membuatnya rapuh dan mudah patah, umumnya terjadi pada baja berkekuatan tinggi dan paduan berbasis nikel.
Pencegahan: Hindari paparan jangka panjang terhadap lingkungan hidrogen, terutama pada baja berkekuatan tinggi. Gunakan material yang tahan hidrogen, seperti paduan hidrogen rendah.
Perlakuan Panas: Lakukan perlakuan panas (dehidrogenasi) setelah pemrosesan untuk mengurangi akumulasi hidrogen.

Retak Tegangan Sulfida (SSC)
Umumnya terjadi di industri minyak dan gas saat logam terpapar sulfida (seperti H₂S). Tekanan dan korosi bersama-sama menyebabkan keretakan.
Pencegahan: Gunakan paduan yang tahan terhadap korosi sulfida, terutama di lingkungan H₂S.
Lapisan Pelindung: Terapkan pelapis anti-sulfur atau bahan pelindung.

Terjadi ketika dua logam yang berbeda bersentuhan dan terkena larutan elektrolit, di mana satu logam terkorosi sebagai anoda dan yang lainnya bertindak sebagai katoda. Laju korosi lebih cepat terjadi pada logam dengan perbedaan potensial elektrokimia yang signifikan.
Pencegahan: Hindari kontak langsung antara logam yang berbeda atau isolasi menggunakan bahan isolasi listrik.
Gunakan Logam Serupa: Pastikan logam yang terhubung memiliki potensi elektrokimia yang sama untuk mengurangi laju korosi.

Korosi Mikroba / Biokorosi
Korosi yang disebabkan oleh mikroorganisme (misalnya, bakteri, jamur), umum terjadi di lingkungan yang lembab atau rendah oksigen, seperti jaringan pipa laut dan tangki penyimpanan.
Pencegahan: Kendalikan lingkungan pertumbuhan mikroorganisme, seperti menjaga jaringan pipa dan tangki tetap bersih dan kering, serta gunakan lapisan antimikroba.
Perawatan Kimia:Gunakan agen antimikroba atau disinfektan secara teratur untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Korosi Suhu Tinggi
Terjadi pada lingkungan bersuhu tinggi, terutama saat logam terkena gas korosif seperti oksigen, sulfida, atau klorida, yang menyebabkan oksidasi atau sulfasi.
Pencegahan: Gunakan paduan tahan suhu tinggi, seperti Inconel atau Hastelloy, dan hindari suhu berlebihan dan paparan gas korosif.
Perlindungan Pelapisan: Terapkan pelapis anti korosi suhu tinggi atau perawatan semprotan metalik.

Oksidasi Korosi
Korosi Oksidasi Terjadi ketika logam bereaksi dengan oksigen, membentuk oksida. Hal ini umum terjadi pada logam seperti besi dan aluminium. Oksidasi besi membentuk karat, sedangkan baja tahan karat dan paduan aluminium membentuk lapisan oksida pelindung.
Pencegahan: Gunakan pelapis anti-oksidasi atau perawatan pasivasi (membentuk lapisan oksida pelindung pada permukaan logam).
Pemilihan Material: Pilih bahan yang memiliki ketahanan tinggi terhadap oksidasi, seperti aluminium atau kromium.

Korosi Kering-Basah
Korosi Kering-Basah terjadi pada lingkungan lembab, di mana logam terkena oksigen dan air atau uap mengalami korosi.
Pencegahan: Hindari memaparkan logam pada lingkungan lembab atau basah, dan gunakan pelapis atau cat anti korosi untuk mengisolasi air.
Ventilasi dan Pengeringan: Perbaiki lingkungan kerja dengan menjaga kekeringan, terutama di lingkungan laut atau bawah tanah yang lembab.

Sebagai kesimpulan
Setiap jenis korosi memiliki mekanisme dan kondisi lingkungannya sendiri, sehingga tindakan pencegahan korosi harus disesuaikan dengan aplikasi industri. Secara umum, kunci untuk mencegah korosi adalah memilih material yang tepat, melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin, serta menerapkan tindakan perlindungan yang efektif seperti pelapisan, perlindungan katodik, dan perlakuan panas yang tepat.